Tunggak Jarak Mranjak Tunggak Jati Mati
Pepatah Jawa ini secara harfiah berarti tunggak (pohon) jarak menjadi banyak tunggak jati mati. Mrajak dalam khasanah bahasa Jawa dapat diartikan sebagai berkembang biak. Dalam realitasnya pohon jarak memang akan bertunas kembali meskipun batangnya dipatahkan. Sedangkan tanaman jati bila dipotong batangnya biasanya akan mati. Jikalau tumbuh tunas baru, biasanya tunas baru ini tidak akan tumbuh sesempurna batang induknya.
Pepatah ini ingin menggambarkan tentang keadaan orang dari kalangan kebanyakan yang bisa berkembang (mrajak) dan sebaliknya, orang dari kalangan/trah bangsawan/berkedudukan tinggi yang tidak punya generasi penerus (mati). Keadaan semacam ini kerap terjadi di tengah-tengah masyarakat. Ada begitu banyak orang yang memiliki kedudukan tinggi, namun ia berasal dari kalangan rakyat biasa. Artinya, orang tuanya adalah orang biasa-biasa saja. Tidak kaya, tiak berpangkat, dan tidak memiliki garis keturunan bangsawan (jati).
Sebaliknya pula banyak anak-anak atau keturunan orang-orang besar/berkedudukan/berdarah bangsawan yang keturunannya tidak mengikuti atau tidak bisa meniru atau melebihi kedudukan leluhurnya.
Tunggak Jarak Mranjak Tunggak Jati Mati
Tags
Artikel Terkait
- Eling Sangkan Paraning DumadiArtinya, eling (ingat), sangkan paraning dumadi (asal dan tu
- Gusti Allah Dhuwit,Nabine JaritPepatah Jawa ini secara harfiah berarti Gusti Allahnya uan
- Bener Ketenger, Becik Ketitik, Ala Ketara Artinya, bener ketenger (benar ditandai), becik
- Kaya Ngenteni Kereme Prau Gabus,Kumambange Watu ItemPepatah Jawa ini secara harfiah berar
- Gelem Jamure Emoh WatangePepatah Jawa di atas secara harfiah berarti mau jamurnya tidak m
- Agama Ageming AjiArtinya, agama (agama), ageming aji (busana berharga). Peribahasa ini la
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon